Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Mendukung Dewas KPK dalam Kritik Terhadap Kinerja Pimpinan KPK
-
MAKI sepakat dengan pernyataan Dewan Pengawas (Dewas) KPK yang menyebut nyali pimpinan KPK periode sekarang kecil dalam memberantas korupsi.
-
Kritik Terhadap Penanganan Kasus:
-
Kasus Paman Birin: KPK dinilai kehilangan nyali setelah gugurnya status tersangka Paman Birin dalam kasus suap proyek di Kalimantan Selatan, menyusul kemenangan Paman Birin dalam praperadilan. Kekurangan dalam memeriksa saksi dan penanganan status DPO disorot.
-
Dugaan Korupsi Anggota DPR: Kritik juga dialamatkan pada minimnya tindakan terhadap dugaan korupsi yang melibatkan anggota DPR, diduga karena rasa segan terhadap yang memilih selama seleksi fit and proper test.
-
Allegasi Ketidakberanian: Gagalnya penangkapan Harun Masiku dalam operasi tangkap tangan (OTT) disebut sebagai contoh ketidakberanian, yang diduga dipengaruhi oleh agenda internal dan kurangnya keselarasan di antara pimpinan.
-
Tuntutan dan Harapan:
-
Sikap Kompak: MAKI meminta agar pimpinan KPK periode berikutnya tampil lebih kompak untuk menambah nyali dalam mengusut kasus korupsi, termasuk yang melibatkan oknum DPR.
-
Tekanan pada Pemerintah: Mendesak agar KPK memaksa pemerintah untuk meningkatkan tata kelola guna mencegah aliran dana korupsi.
Sikap Dewas KPK dan Harapan ke Depan
-
Laporan Kinerja Dewas: Anggota Dewan Pengawas (Dewas) KPK periode 2019-2024, Syamsuddin Haris, menyoroti kurangnya teladan dalam integritas oleh pimpinan KPK saat ini.
-
Kritik Terhadap Konsistensi: Dewas mencatat kurangnya konsistensi dalam menegakkan kolegialitas dan sinergisitas di antara pimpinan KPK, yang terkadang terlihat dari pernyataan publik yang bertentangan.
-
Tuntutan Lebih Besar: Meski mengakui kemungkinan adanya nyali, namun Dewas menegaskan perlunya pimpinan KPK yang memiliki nyali besar dan konsistensi dalam pemberantasan korupsi untuk periode selanjutnya.
Penilaian tersebut muncul dalam konteks laporan kinerja Dewas KPK selama lima tahun menjabat.